Di Indonesia, menurut data Komnas Perlindungan Anak, sekitar 53% pengguna aktif jejaring sosial adalah remaja dibawah umur 18 tahun. Dari kasus yang terkait dengan penyalahgunaan jaringan sosial ini pada umumnya yang menjadi korban adalah remaja di bawah 18 tahun tersebut. Dari sisi komunikasi kasus ini bisa dilihat dari unsur-unsur komunikasinya. Korban sebagai komunikan atau kamunikate mudah percaya dengan pesan atau informasi yang ia dapatkan dari jaringan sosial yang mereka gunakan. Hal utama yang dipertanyakan di sini adalah kredibilitas media dan kredibilitas komunikator. Internet memunculkan isu-isu tentang akurasi, keandalan, dan kecukupan informasi yang bahkan melebihi media tradisional. Dalam ruang chatting yang disediakan jejaring sosial tersebut misalnya menimbulkan pertanyaan-pertanyaan apakah orang-orang tersebut memang sebagaimana penampakan mereka.
Akhir-akhir ini banyak dijumpai pemberitaan di media cetak dan elektronik yang memberitakan tentang penyalahgunaan situs jejaring sosial. Beberapa berita yang paling hangat adalah kasus seorang anak remaja laki-laki yang membawa kabur seorang anak remaja perempuan yang dikenal lewat situs jejaring sosial (facebook). Selain itu penyalahgunaan situs jejaring sosial (facebook) juga digunakan sebagai ajang prostitusi di kalangan remaja. Selain kedua hal tersebut, masih banyak lagi masalah-masalah yang ditimbulkan dari situs pertemanan sosial. Keadaan ini sungguh sangat ironis dengan tujuan utama situs jejaring sosial itu didirikan, yakni untuk memperluas hubungan sosial, untuk kebutuhan konsumen atau pemakai, menekankan pada sisi sosial atau eksternal, serta lebih diutamakan sisi emosionalnya.
Dampak
Positif Jejaring Sosial
Sebenarnya banyak manfaat yang dapat kita ambil dari jejaring sosial
adalah sebagai berikut.
a.
Sebagai sarana diskusi dengan jangkauan yang luas
b.
Media untuk bertukar informasi
c.
Sebagai sarana hiburan
d.
Sebagai sarana berkomunikasi
e.
Mempererat pertemanan dengan teman satu sekolah,
atau teman kuliah
f.
Menjalin silaturahmi yang sudah
lama putus dengan teman lama atau kerabat lama
g.
Mendapat banyak informasi terbaru
h.
Mengisi waktu luang
i.
Menambah wawasan
j.
Tempat pembelajaran online
Dampak
Negatif Jejaring Sosial
Dampak negatif dari jejaring
sosialpun mengiringi perjalanan para pelajar. Dampak negatif dari penggunaan
jejaring sosial bagi para pelajar antara lain dapat mengurangi tingkat prestasi
pelajar. Kenapa begitu ? ya tentu saja karena mereka lebih fokus bermain dengan
account (akun) mereka daripada mereka belajar. Sehingga tingkat prestasi mereka
turun meskipun tidak drastis atau secara berkala atau bertahap. Sebagian besar
pengguna jejaring sosial adalah dari kalangan remaja pada usia sekolah. Karena
sangat mudah menjadi anggota dari situs jejaring sosial, maka tidak heran jika
banyak orang baik sengaja ataupun hanya coba-coba mendaftarkan dirinya menjadi
pengguna situs jejaring sosial tersebut. Tidak butuh waktu lama akan menjadi
kebiasaan untuk mengakses dan membuka situs-situs jejaring sosial tersebut, dan
berinteraksi secara pasif di dalamnya. Akibatnya pengguna dalam hal ini peserta
didik (siswa) bisa lupa waktu karena terlalu terlena dengan kegiatannya di
dunia maya tersebut.
Yang sangat menghawatirkan adalah
bahwa pada era teknologi canggih dan globalisasi seperti sekarang ini, telepon
seluler yang dulunya hanya berfungsi sebagai alat penerima dan komunikasi jarak
jauh, kini dapat digunakan untuk mengakses internet dan situs jejaring sosial.
Jadi siswa tidak perlu lagi ke warnet untuk mengakses situs jejaring sosial
tersebut, tetapi dapat mengaksesnya langsung di telepon seluler mereka. Hal ini
semakin menambah banyak kasus penyalahgunaan situs jejaring sosial untuk hal
yang tidak sesuai dengan aturan.
Dewasa ini jejaring sosial tidak
hanya semacam pengikat pertemanan namun dapat menjadi “jerat sosial”. Banyaknya
kejahatan yang terjadi akibat jejaring sosial banyak macamnya. Banyak sekali
yang tertipu akibat bisnis nakal yang bertujuan untuk menipu konsumen dengan
iming-iming barang dagangan yang sangat berkualitas. Terutama para pelajar
mereka sangat rentan terpengaruh hal-hal seperti ini. Mereka ingin tampil berbeda tetapi mereka tidak melihat resiko di
belakang. Dalam hal ini pelajar kiranya memasang ancang-ancang dengan adanya
produk yang sekiranya kurang bermanfaat untuk kepentingan pendidikan hindari
bagaimanapun carannya. Dan saat dikelas atau saat belajar sebaiknya telepon
seluler dimatikan atau disimpan terlebih dahulu dalam lemari dan jauh jangkauan
meja belajar/tempat belajar.
Selain menjadi jerat sosial, jejaring
sosial dapat juga menjadi pemicu kurangnya waktu atau intensitas belajar siswa.
Mereka terlalu terlena dengan dunia barunya dalam aktivitas jejaring sosial.
Waktu belajar pun jadi korban, sehingga mereka membuat diri mereka rugi akan
waktu. Banyak materi yang tertinggal. Memang jejaring sosial sangat memuaskan
sehingga penggunanya mudah di perdaya oleh kemajuan teknologi satu ini.
Setidaknya mereka menyadari bahwa menggunakan hal yang kurang ada manfaatnya
dan menyita waktu belajar hendaknya di hindari agar prestasi tetap terjaga dan
tidak menurun hanya karena terlalu fokus pada dunia atau aktivitas jejaring
sosial.
Dalam hal ini mereka butuh
perhatian lebih dari orang tua maupun guru. Agar mereka dapat menekan aktivitas
yang berlebihan dalam jejaring sosial. Supaya mereka dapat membagi waktunya
untuk belajar serta mengembangkan kemampuan akademik maupun non akademik. Pada kenyataannya, didapatkan
fakta dari Komnas Perlindungan Anak (2010) bahwa sekitar 53% pemakai situs
jejaring sosial di Indonesia adalah remaja berusia kurang dari 18 tahun. Hal
ini perlu mendapatkan perhatian ekstra dari pemerintah dan setiap orang dewasa,
karena umumnya banyak terjadi dampak-dampak negatif karena penggunaan situs
jejaring sosial.
Berikut
adalah dampak negatif yang timbul akibat pengguaan jejaring sosial :
a.
Kecanduan
b.
Lupa waktu untuk belajar bagi siswa
c.
Bisa terperangkap dalam kejahatan internet
d.
Berkurangnya perhatian terhadap
keluarga
e.
Tergantikannya kehidupan sosial
f.
Tersebarnya data penting yang tidak semestinya
g.
Pornografi
h.
Pemanfaatan untuk kegiatan negatif
i.
Kurangnya sosialisasi dengan lingkungan
j.
Membuat prestasi pelajar semakin menurun
k.
Tumbuhnya sikap hedonisme dan konsumtif
Hubungan
Situs Jejaring Sosial terhadap Motivasi Belajar Siswa
Banyak masalah yang ditimbulkan jejaring sosial di kehidupan nyata, terlebih dampak nyatanya pada dunia pendidikan. Motivasi siswa kini menurun, prestasi belajarnyapun menurun, dan minat siswa untuk mengikuti pelajaran juga mulai mengalami penurunan. Kurangnya waktu belajar juga merupakan implikasi dampak negatif dari situs jejaring sosial. Masalah-masalah tersebut dapat saja di atasi dengan jalan melarang siswa atau anak didik untuk tidak menjadi pengguna jejaring sosial. Tapi, apa hanya sampai di situkah pengawasan yang dilakukan?
Menurut pengamat sosial media dan teknologi informasi Nukman Luthfie, selain harus waspada, orang tua juga harus mempelajari secara mendalam media sosial ini demi masa depan anak-anak. Berdasar penelusurannya, ditemukan fakta bahwa dari 17,6 juta pemilik akun jejaring sosial seperti facebook berasal dari Indonesia, dan 360.000 orang di antaranya berumur 13 tahun.
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh orang tua sebagai langkah untuk menjaga anak-anak mereka dari dampak negatif situs jejaring sosial, di antaranya adalah sebagai berikut :
Pertama, berupaya belajar tentang
internet serta situs jejaring sosial yang ada di internet tersebut. Hal ini perlu dilakukan agar setidaknya para
orang tua mengetahui seperti apa teknologi sekarang ini, dan bisa mengawasi
anaknya pada saat berselancar di internet.
Kedua,
beritahukan tentang bahaya yang mengintai dalam penggunaan situs jejaring
sosial. Hal ini akan membuat anak menjadi lebih berhati-hati dalam menggunakan
jejaring sosial tersebut, dan mengerti batasan-batasannya.
Ketiga, sebisanya dampingi anak saat berselancar di dunia maya,
terlebih pada saat anak tersebut membuka situs jejaring sosial. Keempat, tidak memberikan telepon
seluler yang dapat mengakses internet pada anak yang belum cukup umur.
KESIMPULAN
Jejaring sosial adalah suatu struktur sosial yang
dibentuk dari simpul-simpul (yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang
diikat dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide,
teman, keturunan, dan lain - lain. Jejaring sosial merupakan bentuk baru
komunitas di Internet yang saling terhubung dengan cepat. Jejaring sosial
memiliki pengaruh terhadap dunia pendidikan di Indonesia terutama pada motivasi
belajar siswa. Dampak positif dari jejaring sosial di antaranya sebagai sarana
diskusi dengan jangkauan yang luas dan media untuk bertukar informasi. Jejaring
sosial memiliki dampak negatif yang dapat menurunkan motivasi belajar siswa,
karena dapat menjadi pemicu kurangnya waktu atau intensitas belajar siswa.
Siswa lebih cenderung melakukan kegiatan yang kurang bermanfaat dalam mengakses
situs jejaring sosial tersebut sehingga menyebabkan lupa waktu untuk belajar
bagi siswa serta berpengaruh terhadap penurunan prestasi pelajar siswa.